![]() |
Keindahan jembatan Ampera di malam hari yang bermandikan cahaya lampu Gambar: https://www.jelajahsumatra.com |
Palembang, kota yang menyimpan kekayaan budaya dan kuliner khas seperti Pempek, juga kejayaan masa lampau Kerajaan Sriwijaya, menawarkan pengalaman unik untuk para pelancong.
Pembangunan ini berlangsung selama 41 bulan, menghasilkan jembatan sepanjang 1.177 meter dengan lebar 22 meter. Dua menara setinggi 63 meter berdiri kokoh di kedua sisi bagian tengah, memberikan sentuhan ikonik yang kini menjadi ciri khas Jembatan Ampera.
Selama masa konstruksi, batu-batu granit besar diangkut dari Bangka untuk menopang struktur jembatan. Setiap elemen pembangunan ini menghadirkan cerita tentang kerja keras dan kolaborasi, menciptakan warisan yang masih bertahan hingga kini.
Salah satu atraksi yang tidak boleh dilewatkan adalah Jembatan Ampera, ikon megah yang melintasi Sungai Musi.
Lebih dari sekadar infrastruktur, Ampera adalah pintu menuju perjalanan menelusuri sejarah dan cerita perjuangan masyarakat Palembang.
Mengintip Masa Lalu di Sungai Musi
Bayangkan berada di tahun 1960-an, ketika Sungai Musi menjadi jalur utama transportasi masyarakat Palembang. Kala itu, menyeberang sungai berarti menaiki kapal ferry tua yang sering penuh sesak dan membutuhkan waktu berjam-jam.Kapal ini, yang akrab disebut "Kapal Marie," adalah satu-satunya penghubung antara Seberang Ilir dan Seberang Ulu.
Namun, cerita ini berubah ketika mimpi besar masyarakat Palembang mulai diperjuangkan. Dengan desakan Dewan Kota Palembang dan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan, proyek pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Musi akhirnya mendapat perhatian pemerintah pusat.
Presiden Sukarno, yang terkenal dengan visi revolusionernya, menjadi tokoh kunci dalam mewujudkan impian ini.
Namun, cerita ini berubah ketika mimpi besar masyarakat Palembang mulai diperjuangkan. Dengan desakan Dewan Kota Palembang dan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan, proyek pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Musi akhirnya mendapat perhatian pemerintah pusat.
Presiden Sukarno, yang terkenal dengan visi revolusionernya, menjadi tokoh kunci dalam mewujudkan impian ini.
Dana pampasan perang dari Jepang digunakan untuk membangun jembatan yang tidak hanya menghubungkan dua sisi kota tetapi juga menjadi simbol modernisasi.
Menyaksikan Proses Pembangunan
Perjalanan membangun Jembatan Ampera dimulai pada 15 November 1960, melibatkan insinyur-insinyur dari Fuji Shario, Jepang. Teknologi canggih digunakan untuk era tersebut, termasuk mekanisme pengangkatan bagian tengah jembatan secara vertikal.Fitur ini memungkinkan kapal besar melintas di bawahnya, menjadikan Ampera salah satu karya arsitektur paling mengesankan pada zamannya.
Bagian jembatan Ampera yang dapat dinaikturunkan agar kapal dapat melintas Gambar: https://www.idntimes.com |
Selama masa konstruksi, batu-batu granit besar diangkut dari Bangka untuk menopang struktur jembatan. Setiap elemen pembangunan ini menghadirkan cerita tentang kerja keras dan kolaborasi, menciptakan warisan yang masih bertahan hingga kini.
Mengunjungi Ikon Sejarah
Berjalan di atas Jembatan Ampera hari ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Anda dapat merasakan angin Sungai Musi yang sejuk sembari menikmati pemandangan kota yang sibuk di satu sisi, dan ketenangan air sungai di sisi lain.Jangan lupa mengabadikan momen di sini, karena Ampera menawarkan latar sempurna untuk fotografi dengan panorama yang menawan.
Jembatan ini awalnya direncanakan diberi nama "Jembatan Bung Karno," sebagai penghormatan kepada presiden yang berperan besar dalam pembangunannya.
Jembatan ini awalnya direncanakan diberi nama "Jembatan Bung Karno," sebagai penghormatan kepada presiden yang berperan besar dalam pembangunannya.
Namun, situasi politik pada masa itu mengubah namanya menjadi "Ampera," singkatan dari "Amanat Penderitaan Rakyat." Nama ini mengingatkan kita akan perjuangan masyarakat yang menjadi inspirasi proyek monumental ini.
Daya Tarik Wisata di Sekitar Ampera
Selain menikmati keindahan Jembatan Ampera, jangan lewatkan berbagai atraksi di sekitarnya. Sungai Musi sendiri adalah daya tarik utama dengan perahu tradisional yang siap membawa Anda menjelajahi kehidupan di sepanjang tepiannya.Kunjungi juga pasar terapung atau cobalah kuliner lokal di restoran-restoran sekitar jembatan.
Di malam hari, Jembatan Ampera bersinar dengan lampu warna-warni yang membuatnya semakin memukau. Banyak wisatawan datang ke sini untuk menikmati suasana romantis dan pemandangan yang menakjubkan.
Di malam hari, Jembatan Ampera bersinar dengan lampu warna-warni yang membuatnya semakin memukau. Banyak wisatawan datang ke sini untuk menikmati suasana romantis dan pemandangan yang menakjubkan.
Bahkan, tak jarang momen ini menjadi latar untuk melamar pasangan atau merayakan momen spesial lainnya.
Kenangan yang Abadi
Bagi masyarakat Palembang, Jembatan Ampera bukan sekadar penghubung dua wilayah kota. Ia adalah simbol mimpi yang menjadi nyata, hasil dari perjuangan panjang yang kini menjadi kebanggaan bersama.Setiap detail dari jembatan ini menyimpan cerita tentang semangat dan tekad yang tidak pernah padam.
Sebagai pelancong, mengunjungi Jembatan Ampera adalah cara terbaik untuk menyelami sejarah dan budaya Palembang. Melihatnya dari dekat akan membawa Anda kembali ke masa lalu, sekaligus memberikan perspektif baru tentang perjalanan kota ini menuju modernitas.
Jadi, kapan Anda akan menginjakkan kaki di Jembatan Ampera? Saksikan sendiri keindahannya dan biarkan kisah-kisahnya menginspirasi perjalanan Anda di Kota Palembang. Dari Pempek hingga Ampera, Palembang adalah tujuan yang penuh warna, menunggu untuk Anda jelajahi!
Sebagai pelancong, mengunjungi Jembatan Ampera adalah cara terbaik untuk menyelami sejarah dan budaya Palembang. Melihatnya dari dekat akan membawa Anda kembali ke masa lalu, sekaligus memberikan perspektif baru tentang perjalanan kota ini menuju modernitas.
Jadi, kapan Anda akan menginjakkan kaki di Jembatan Ampera? Saksikan sendiri keindahannya dan biarkan kisah-kisahnya menginspirasi perjalanan Anda di Kota Palembang. Dari Pempek hingga Ampera, Palembang adalah tujuan yang penuh warna, menunggu untuk Anda jelajahi!
Disarikan dari buku: Venesia dari Timur: Memaknai Produksi dan
Reproduksi Simbolik Kota Palembang dari Kolonial Sampai Pascakolonial, Dedi Irwanto Muhammad Santun, 2010
Aku juga oernah ke jembatan ampera ini dan makan di resto kapal terapung yang menghadap jembatan ampera
BalasHapusBaru tahu kalo jembatan Ampera itu bisa naik turunin mas 😱😄. Itu masih sampe skr? Aku pernah lewatin jembatan ini pas ke palembang. Tapi ya ga merhatiin sampe segitunya. Ternyata sejarahnya panjaaang yaaa 😍👍. Menarik sih, jd tahu kalo biaya pembangunannya juga dari dana pampasan Jepang
BalasHapusSama kayak, Mbak Fanny, saya juga baru tahu kalau jembatan Ampera bisa dinaik turunkan secara vertikal.
BalasHapusPengambilan fotonya bagus banget, terlihat seperti lukisan.
ternyata pembangunan jembatan ampera penuh dengan sejarah ya mas :D, sesekali oengen lihat langsung kesana :D
BalasHapusyang pasti Palembang jadi wishlist aku, semoga bisa main-main ke Palembang
BalasHapusDan melihat langsung jembatan ampera pastinya.
Dibangunnya udah dari puluhan taun lalu, dan jembatan ini udah termasuk canggih seperti bisa dinaik turunkan. Sejarah pembuatannya juga luar biasa, aku membayangkan waktu pembangunan dan meletakkan pondasi di dasar sungainya kayak gimana
Padahal Palembang Lampung itu engak jauh enggak dekat juga, tapi saya belum pernah ka daerah Sumatra lainnya, kebanyakan nyebrang ke arah pulau Jawa, ternyata cerita jembatan Merah ini sungguh luar biasa, tidak hanya terlihat megah tapi ada cerita istimewa di baliknya.
BalasHapusKalo liat temen-temen posting jembatan sungai Musi ini, saya beneran pengen banget melintasinya bang. Wisata di sekitar Musi sambil makan makanan khas palembang. Sebenarnya ada sih sepupu yang tinggal di sana. Tapi belum bisa silaturahmi ke sana. Hehe.
BalasHapusSatu-satunya makanan Palembang yang bisa dinikmati di Medan adalah pempek dan temen-temennya. Hihi